Cukup Dioleskan, Jumlah Sperma Menurun Drastis
Putro Agus Harnowo - detikHealth
ilustrasi (foto: Thinkstock)
Jakarta,
Metode kontrasepsi sudah ada sejak setengah abad yang lalu. Tapi selain
kondom dan vasektomi, alat kontrasepsi lebih banyak menyasar pada
wanita dibanding pria. Kini, ilmuwan membuat alat kontrasepsi khusus
pria dalam bentuk gel oles yang mudah digunakan.
Inovasi ini
dilakukan oleh para ilmuwan di Los Angeles Biomedical Research Institute
di Harbor dan UCLA Medical Center. Metode baru yang inovatif ini
digadang-gadang akan menjadi pilihan alat kontrasepsi yang praktis untuk
pria. Penggunaanya meniru gel-gel kebanyakan yang langsung dioleskan
pada kulit.
"Ramuan dalam gel ini terdiri dari kombinasi hormon
testosteron laki-laki dengan progestin sintesis baru yang disebut
Nestorone untuk mengurangi produksi sperma pria secara drastis," kata
peneliti, Christine Wang seperti dilansir Gizmodo, Selasa (26/6/2012).
Menurut
Wang, lotion ini ampuh menurunkan jumlah sperma pada sekitar 89% pria
dalam percobaan. Cara kerja gel kontrasepsi ini akan dibeberkan dalam
pertemuan tahunan Endocrine Society di Houston. Namun metode ini
sebenarnya bukan yang pertama kalinya menggunakan kombinasi testosteron
dan progestin untuk membuat alat kontrasepsi pria.
Sebelumnya
sudah ada banyak metode kontrasepsi yang menggunakan pil, implan atau
suntikan progestin di klinik kesuburan. Namun gel yang dioleskan pada
kulit ini berbeda karena tidak membutuhkan proses yang rumit dan dapat
digunakan di rumah dengan mudah.
Progestin digunakan untuk
meningkatkan efektivitas kontrasepsi testosteron. Bila digunakan
bersama-sama, progestin dan testoteron akan mematikan produksi hormon
reproduksi yang mengendalikan produksi sperma. Tidak seperti progestin
lain, alat kontrasepsi ini tidak memiliki efek samping seperti munculnya
jerawat dan perubahan kadar kolesterol.
Saat menguji obat ini,
para peneliti menemukan bahwa 88-89% pria yang diuji memiliki
konsentrasi sperma kurang dari 1 juta sperma per mililiter. Kadar ini
sudah dianggap kecil kemungkinannya dapat membuahi sel telur. Bahkan
sebanyak 78% di antaranya sama sekali tidak menghasilkan sperma,
tergantung pada dosis progestin yang diberikan.
"Hal ini jelas
sangat menggembirakan, tetapi jumlahnya memang masih jauh dari sempurna
dibandingkan efektivitas pil kontrasepsi yang dikonsumsi para wanita,"
kata Wang.
Wanita yang mengkonsumsi pil kontrasepsi memiliki
kemungkinan hamil hanya sebesar 0,3% per tahun. Namun gel kontrasepsi
ini masih bisa membuat pria memproduksi sperma sebanyak 10% sehingga
masih bisa menimbulkan risiko kehamilan. Oleh karena itu, para peneliti
masih berusaha menyempurnakan lagi efektivitas gel ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar